Penilaian Di Dunia Penentu di Akhirat
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Apabila kita mendapatkan berita tentang seseorang itu buruk dalam penilaian hampir semua orang yang mengenalnya, maka khawatir orang itu mati dalam keadaan buruk, karena penilaian itu bentuk doa yang tersembunyi.
dan begitu pula sebaliknya, apabila kita mendapat berita tentang seseorang itu baik dalam penilaian hampir semua orang yang mengenalnya, maka orang ini di akhir hidupnya akan mati dalam keadaan baik, karena penilaian itu bentuk kesaksian orang yang hidup.
Hisab dunia dalam pandangan manusia bagian dari bentuk hisab untuk akhiratnya, sebab dalam pandangan manusia saja buruk, apalagi dalam pandangan Allah,
Maka kita sebagai orang yang beriman dengan hari akhir, hisablah diri kita dengan penilaian orang lain kepada kita,
atau dengan cara memperhatikan bagaimana sikap orang lain kepada kita, jika dalam pergaulan sehari hari banyak orang tak mau bicara dengan kita, tidak mau duduk ngobrol dengan kita, dan orang menjauh dengan kehadiran kita, dan itu pertanda bahwa ada yang salah pada diri kita, entah itu dalam ucapan atau dalam sikap perbuatan
Dan Jika orang-orang yang dikenal baik ditengah masyarakat, tiba-tiba berubah sikapnya kepada kita, maka jadikan itu sebagai sarana menghisab diri sendiri, karena itu merupakan petunjuk bahwa ada yang salah pada diri kita, kenapa orang yang dikenal baik bersikap tidak baik kepada kita?
Kita harus sensitif terhadap sikap orang lain kepada kita, karena bisa jadi mereka seperti itu disebabkan ulah perilaku kita yang angkuh dan sombong,
Karena penilaian di dunia ini termasuk penentu di akhirat, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan imam bukhari dari anas bin malik, nabi bersabda :
مَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ: «وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ: «هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِ
Artinya: “Sahabat Anas bin Malik berkata, orang-orang lewat membawa satu jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.”
Kemudian lewat lagi orang-orang membawa satu jenazah, mereka mencelanya dengan kejelekan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.”
Sahabat Umar bin Khathab berkata, “Apa yang wajib, ya Rasul?”
Rasulullah bersabda, “Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan Orang ini yang kalian cela dengan kejelekan wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi.”
Dan diantara kategori penilaian yang selalu menjadi standar ditengah masyarakat bahwa seseorang itu baik adalah mudah memberikan pertolongan dan memberikan manfaat kepada orang lain
خیر الناس انفعهم للناس
Artinya : Sebaik baik manusia ialah yang banyak memberi manfaat kepada orang lain.
Dan ingat, Dalam melakukan kebaikan yang menjadi ia bernilai pahala di sisi Allah, adalah niat untuk Allah.
Ringannya lisan orang lain mengucapkan kata-kata baik untuk kita, bisa jadi Allah ilhamkan kalimat itu dalam hatinya, dengan tujuan Allah ingin tunjukkan persaksiannya melalui orang yang masih hidup,
Oleh sebab itu ringkanlah lisan dan tangan kita menolong orang lain, sehingga Allah ringankan lisan orang lain untuk memuji kebaikan kita dan itu bentuk doa untuk kita setelah kematian.
Yuk umroh 2021 ✈🐪🌙 WA 085375339457
Pembimbing H. Rahmat Taufik, LC,M.E,Sy
Dalu-dalu 10 November 2020
( Almarhum H. Abdurrahman Jailani orang baik)
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
10 November 2020 ·