Pihak yang Mendakwa Syirik Shalawat Nariyah
Menurut saya, pihak yang mendakwa syirik Selawat Nariyah adalah karena 2 hal:
1. Tidak faham tata bahasa Arab, khususnya penggunaan huruf jer dan ta'alluq-nya. Atau mungkin dia mahir berbahasa Arab (muhawarah), tapi tidak tahqiq dalam penggunaan kaidah-kaidah dalam bahasa Arab. Atau sebenarnya dia sudah paham, tapi gengsi mengakui dan menyampaikan kebenaran karena dia tinggal di komunitas yang sepakat mensyirikkan selawat tersebut.
2. Tidak memahami makna majaz dan hakekat dalam ilmu balaghoh atau bahasa Arab. Poin nomer dua ini sebenarnya tidak perlu andai mereka sudah paham poin pertama diatas.
Betul bahwa selawat Nariyah bukan selawat yang ma'tsur dari Nabi. Dan kalau bicara pahala, tentu saja selawat yang ma'tsur lebih banyak pahalanya daripada selawat yang tidak ma'tsur. Tapi jika bicara tentang khasiat, maka benar bahwa ada wali Allah tertentu yang diberikan ilham oleh-Nya berupa selawat tertentu dengan khasiat tertentu bagi pengamalnya.
Kaitan dengan majaz, maka berikut ini adalah kalam Imam al-Ajurri (wafat 360 H) dalam kitab asy-Syari'ah ketika beliau menjelaskan sifat Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu.
Beliau berkata:
فارس العرب ومفرج الكرب عن رسول الله صلى الله عليه وسلم
"Ali bin Abi Thalib adalah orang Arab yang mahir menunggangi kuda dan penghilang kesusahan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam" (4/1756-2017 atau 5/2137).
Bagi yang tidak memahami seluk-beluk tata bahasa Arab dan penggunaan majaz, sulit untuk tidak mengkafirkan Imam al-Ajurri yang disebut Imam az-Zahabi sebagai pakar hadits dan panutan. Dan andai betul bahwa Imam al-Ajurri meyakini Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki kemampuan secara independen menghilangkan kesusahan, maka beliau telah jatuh dalam syirik. Tetapi itu sangat tidak mungkin! Imam al-Ajurri sangat tahu bahwa Sayyidina Ali bin Abi adalah sebab hilangnya kesusahan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bukan penghilang kesusahan secara mandiri.
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
26 Juli 2022 pada 14.07 ·