⭐PENGHINA NABI PASTI TERHINAKAN
Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam adalah kekasih Allah, dan siapapun pasti tidak akan pernah rela bila kekasihnya dihina dan dilecehkan oleh siapapun.
Demikian pula dengan Allah, Dia telah menjanjikan untuk sang kekasih sebuah jaminan, bahwa siapapun yang membenci, memusuhi dan mencaci-maki Nabi, pasti akan ditimpakan kepadanya keburukan dan kemalangan hidup selama-lamanya, di dunia hingga akhirat, jika tidak lekas bertaubat.
Allah berfirman : “Sesungguhnya setiap orang yang membencimu, dialah yang akan terputus (dari segala bentuk kebaikan).” (QS. al Kautsar : 3)
Ayat ini, meskipun turun berkenaan dengan kafir Quraisy yang menghina Nabi seperti Abu Jahal, Abu Lahab, al Ash bin Wail, Uqbah bin Abi Mu’ith, namun hukumnya berlaku umum, bagi setiap manusia yang membenci beliau.
Demikianlah telah tercatat dalam sejarah, bagaimana nasib mengenaskan menimpa para pencaci Nabi. Sebut saja Abu Lahab mati mengenaskan dalam keadaan mengidap penyakit menjijikkan. Badannya mengeluarkan bau yang sangat busuk, sampai tidak ada satupun keluarganya yang mau mendekatinya.
Dia melolong kesakitan didera perihnya sakaratul maut sampai sekian lamanya. Sampai setelah mati, dia dikuburkan dengan cara yang sangat hina, karena bau busuk yang menyengat, tidak ada yang sanggup mengurusi jenazahnya. Lalu orang-orang menggali kubur disisi tempat tidurnya, kemudian mereka melempari tanah dan batu dari jauh untuk menguburnya.
Demikian juga dengan Utaibah bin Abu Lahab, seorang durjana yang pernah menarik baju Nabi kemudian meludahi wajah beliau yang mulia. Karena sikapnya yang keterlaluan ini, Nabi shalallahu'alaihi wassalam berdoa, "Ya Allah, hendaknya Engkau siksa dia dengan anjing dari anjing-anjingmu."
Utaibah sendiri merasa khawatir atas doa Nabi shalallahu'alaihi wassalam dan yakin bahwa doa buruk itu bakal menimpa dirinya. Suatu ketika ia melakukan perjalanan dagang ke Syam bersama sebuah rombongan kafilah, ia berkata, "Aku sangat khawatir dan cemas dengan doa Muhammad itu, karena itu setiap orang di kafilah ini hendaklah berjaga-jaga."
Ketika kafilah ini bermalam di suatu tempat, mereka membentuk lingkaran dengan barang dagangan yang dibawanya, Utaibah tidur di tengahnya, dan anggota lainnya tidur mengelilinginya. Tengah malam ketika mereka tidur nyenyak, datanglah seekor singa mengendus wajah mereka satu persatu. Ketika tiba giliran Utaibah, singa itu menerkamnya dan memisahkan kepalanya dari tubuhnya.
Demikian pula yang terjadi dengan Abu Jahal, kehidupannya diakhiri dengan cara yang tragis. Kepalanya dipenggal oleh Ibnu Masud dalam perang badar, setelah sebelumnya dia dijatuhkan dan dikalahkan hanya oleh serangan dua anak kecil.
Riwayat selanjutnya tentang kaisar Romawi dan Persia. Nabi shalallahu'alaihi wassalam pernah mengirim surat ajakan untuk masuk Islam kepada dua raja yang menguasai dunia ketika itu, kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia).
Keduanya sebenarnya sama-sama tidak menerima ajakan Nabi namun dengan sikap yang berbeda. Kaisar menghormati surat Nabi dan memuliakan orang yang membawa surat itu. Balasannya, kerajaannya tetap utuh, sampai abad 15, kerajaan Romawi masih ada.
Berbeda dengan raja Persia. Begitu ia menerima surat beliau, ia lantas merobek-robek surat tersebut. Rasulullah kemudian berdoa, ”Semoga Allah merobek-robek kerajaannya.”
Tidak lama berselang ia dihinakan Allah dengan cara dibunuh oleh anaknya sendiri yang mengincar tahtanya. Dan kerajaan Persia runtuh berkeping-keping tidak lama kemudian di masa Umar bin Khattab.
Demikianlah akhir kehidupan para penghina kekasih Allah, baginda Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam. Masih banyak kisah lainnya yang bisa menjadi pelajaran tentang masalah ini, baik yang terjadi di zaman dahuhu yang termuat dalam kitab-kitab sirah maupun yang terjadi hari ini, lewat penuturan ulama kita atau dari sumber berita yang terpercaya.
Semoga bermanfaat.
•┈┈•••○○❁༺αѕт༻❁○○•••┈┈•
⤵️https://t.me/subulana
🌐 www.konsultasislam.com
📱facebook.com/AhmadSyahrinThoriq
Sumber WAG : SUBULANA I
24 Agustus 2021