By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Ada orang dengan lugunya bilang bahwa segala hukum fiqih itu yang penting adalah dalilnya.
Kalau ada dalilnya, ya kita pakai. Kalau tidak ada dalilnya, kita buang. Dalilnya mana . . ? Dalilnya mana . . ?
Gitu dia bilang.
Saya sih senyum-senyum saya. Cuma heran juga, masak hari gini kok masih tanya dalil mana?
Lha emangnya selama ini kemana saja kok baru tanya dalilnya mana?
Memangnya para ulama itu segoblok itu menjalankan ibadah dan menetapkan hukum sepanjang 14 abad tanpa dalil dan cuma ngarang-ngarang doang?
Ayolah jangan begitu, dik.
Yang model begini sebenarnya bukannya kurang piknik, piknik sih tapi pikniknya kurang jauh. Mainnya di kandang melulu.
Urusan dalil, semua ulama pasti punya dalil. Dan kalau cuma dalil, semua orang sudah tahu sejak dulu.
Yang jadi masalah sekarang ini adalah bagaimana para ulama pakar yang profesional menggunakan dalil itu.
Sebab boleh jadi dalil yang mereka pakai sama, ayatnya itu-itu juga, haditsnya itu-itu juga.Tapi hasilnya bisa saja tetap berbeda-beda.
Apalagi yang namanya dalil itu bukan sebatas hadits semata. Selain hadits, juga ada Al-Quran, Ijma', Qiyas, Mashalih Mursalah, Istishab, Istihsan, Saddudzdzariah, 'Urf dan sederet lainnya.
Masak sih nggak tahu? Memangnya tidak pernah belajar ilmu Ushul Fiqih? Pernah sekolah di Madrasah Aliyah, kan?
Bahkan untuk dalil hadits, dalil itu tidak sebatas yang shahih saja. Selain shahih juga boleh diamalkan, bahkan Imam Ahmad bin Hanbal sekalipun masih mendahulukan hadits lemah ketimbang akal.
Satu lagi yang penting dicatat, bahwa jumlah hadits itu bukan cuma 7.000-an. Itu sih cuma yang ada di Shahih Bukhari. Kitab shahih itu ada banyak.
Jangan sampai ada yang berpikir bahwa hadits shahih itu sebatas Shahih Bukhari.
oOo
Fiqih itu intinya bagaimana teknik menggunakan dalil yang dilakukan oleh pakarnya.
Ibarat sepak bola, dalil itu ibaratnya bola. Namanya sepak bola, ya sudah pasti ada bolanya.
Tapi intinya bukan bagaimana kita menonton bolanya doang. Buat apa bola yang diam saja itu ditonton orang satu stadion?
Yang kita tonton itu bagaimana kelihaian para pemain bola dalam memainkan bola hingga bisa masuk gawang lawan.
Bagaimana bola dididrible, diumpan lambung, digiring, dioper-oper ke teman, digocek sana-sini lalu akhirnya ditembakkan ke mistar gawang dan goooooaall . . .
Bola itu penting, tapi seni memainkan bolanya yang jadi intinya.
Gitu loh
Sumber FB : Ahmad Sarwat
10 September 2020·