Tafsir Hukum Al-Qur'an (Ayat-ayat Pedang).
Sudah tiga pertemuan ini saya ngaji Tafsir Hukum Al-Qur'an bersama para penghafal Al-Qur'an santri binaan Nurul Hayat, Surabaya. Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama bahwa kandungan Al-Qur'an secara garis besar ada tiga; Ayat-ayat Tauhid (mengesakan Allah), ayat-ayat kisah dan ayat-ayat hukum.
Pemahaman yang agak rawan adalah ketika mempelajari ayat-ayat hukum berdasarkan logikanya sendiri dan memakai terjemahan, tanpa mengikuti ulama yang ahli di bidang tafsir.
Sampailah di pertemuan ini membahas ayat-ayat perang karena momentum 10 November, sekaligus mengisahkan perjuangan Syuhada kemerdekaan.
Ayat-ayat perang diturunkan dalam beberapa tahap:
1. Perintah Sabar dan tidak perang: Ali Imran 186
2. Diizinkan perang: Al-Hajj 39
3. Memerangi orang-orang musyrikin yang memerangi: Al-Baqarah 190. Yaitu:
وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melewati batas"
Setelah itu ada pendapat dari para ulama bahwa semua itu telah dinasakh dengan Ayat-ayat Saif (ayat pedang yang memerintah mengawali perang) yang terdapat dalam Surat At-Taubah. Namun pendapat ulama yang lain menegaskan tidak dihapus. Hal ini disampaikan oleh para ulama ahli tafsir dari Sahabat dan Tabiin:
وقال ابن عباس وعمر بن عبد العزيز ومجاهد : هي محكمة أي قاتلوا الذين هم بحالة من يقاتلونكم .
Ibnu Abbas, Umar bin Abdul Aziz dan Mujahid berkata: Ini adalah ayat yang kokoh, artinya perangi mereka yang berada dalam kondisi yang sama dengan mereka yang memerangi kamu."
قال أبو جعفر النحاس : وهذا أصح القولين في السنة والنظر
Abu Jakfar An-Nuhhas berkata: "Ini adalah pendapat paling sahih di antara dua pendapat, dari segi dalil hadis dan logis (Tafsir Al-Qurthubi, 2/348)
Dan sudah jamak diketahui bahwa kiai-kiai kita memilih pendapat ini untuk kedamaian NKRI.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin