Ikut Ulama Atau Nabi ?
Oleh : Ustadz Rahmat Taufik Tambusai
Ikut ulama atau al Quran ? ikut ulama, karena ikut ulama otomatis ikut al Quran, karena tidak ada yang mampu memahami al Quran secara langsung kecuali ulama.
Dan orang yang mengaku ikut al Quran belum tentu ikut ulama, karena bisa jadi dia memahami al Quran mengikuti hawa nafsunya dan bukan kepakarannya.
Ada satu kisah, ketika seorang perempuan menanyakan satu hukum kepada seorang hakim, lalu hakim bertanya, apakah engkau mau ku jawab langsung dari al quran atau dari pendapat imam syafii ?
Kemudian perempuan tersebut menjawab, melalui pendapat imam syafii, karena imam syafii lebih paham terhadap al quran, dibandingkan anda langsung kepada al Quran.
Ikut ulama atau nabi ? ikut ulama, karena ikut ulama otomatis ikut nabi, orang yang mengaku ikut nabi belum tentu ikut ulama, karena bisa jadi dia memahami sunnah - sunah nabi sesuai selera perutnya, kecuali dia belajar langsung kepada nabi.
Dan nabi mengakui ulama sebagai pewarisnya, dan yang diwarisi oleh nabi bukan dinar dan dirham tetapi ilmunya.
Nabi saja mengakuinya, masa kita umatnya tidak, jika kita tidak mengakui ulama, maka sama halnya kita tidak mengakui nabi.
Ulama sudah ada jaminan dari Allah, Allah menyatakan dalam Al Quran, ulama merupakan hambanya yang paling takut kepada Nya.
Maka mana mungkin ulama tidak mengikuti nabi, hanya orang dungu, terdoktrin dan tertipu yang mempertanyakan ikut ulama atau nabi.
Dan sebenarnya salah mempertanyakan ikut ulama atau nabi, karena sepintas, seolah - olah menuduh ulama tidak ikut nabi.
Orang yang mempertanyakan ikut ulama atau nabi, orang yang tidak paham kedudukan ulama di mata nabi, dan kurang adab.
Ikut mayoritas ulama atau segelintir ulama ? ikut mayoritas ulama, karena ada jaminan dari nabi, bahwa umatnya jika mayoritas tidak akan berkumpul dalam kesesatan, apalagi yang berkumpul para ulamanya ; merupakan hamba Allah yang paling takut kepadanya.
Memang tidak ada jaminan kemaksuman dari kesalahan, tetapi logika yang kita pakai, yang banyak saja berpotensi untuk salah, apalagi yang sedikit.
Dan yang banyak otomatis banyak yang mengingatkan dan memberitahukan serta saling melengkapi.
Ikut ulama muktabar atau ulama kontroversi? ikut ulama yang muktamar, karena diakui oleh mayoritas ulama sepanjang masa, dari satu generasi ke generasi yang berikutnya.
Sedangkan Ulama kontroversi, ulama yang pendapatnya banyak menyelisihi pendapat mayoritas ulama.
Ikut ulama yang amanah atau ulama yang suka menyalahkan ? ulama yang amanah, karena menyampaikan ilmunya secara amanah, dipaparkan setiap dalil dari setiap mazhab, dan tidak menyudutkan mazhab yang tidak dipakainya, apalagi menuduhnya sebagai bidah.
Sedangkan Ulama yang suka menyalahkan, mendoktrin pengikutnya dengan ungkapan jangan ikuti ulama si fulan dan jangan baca bukunya, jangan ambil ilmu kecuali dari ustad - ustad kita, bahwa diluar kelompok mereka dilabel dengan ahli bidah, syirik, penyembah kubur, syiah dll.
Kesimpulan :
Ikut mayoritas ulama muktabar yang amanah lebih aman dan selamat dari pada ikut mereka yang mengaku ngaku langsung kembali kepada Al Quran dan sunnah melalui ulama kontroversi yang suka menyalahkan amalan umat islam.
Dalu - dalu, Sabtu 2 Juli 2022
Yuk umroh 2022 yang minat hubungi kami.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
3 Juli 2022 pada 08.56 ·