Terbiasa Qunut
Sesi dialog ada pertanyaan tentang Qunut, pada acara semalam yang bertajuk Bermajmu' Dalam Ukhuwah Islamiyyah yang Rahmatan Lil Alamin di Pontianak Utara.
Qunut Subuh menjadi barometer 'identitas' keNUan seseorang. Ketika terbiasa Qunut lalu tiba-tiba tidak Qunut seperti ada yang kurang, meskipun kita yakin salatnya sah.
"Menghormati" Masjid/Musala yang biasa ada Qunutnya tetap dianjurkan untuk tetap Qunut. Jika tidak, maka akan terjadi gejolak, seperti dalam riwayat:
قَالَ أَبُوْ إِسْحَاقَ الْحِبَالُ: كَانَ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ بْنِ نَظِيْفٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ فِي مَسْجِدِ عَبْدِ اللهِ سَبْعِيْنَ سَنَةً، وَكَانَ شَافِعِيًّا يَقْنُتُ، فَأَمَّ بَعْدَهُ رَجُلٌ مَالِكِيٌّ، وَجَاءَ النَّاسُ عَلَى عَادَتِهِمْ، فَلَمْ يَقْنُتْ، فَتَرَكُوْهُ وَانْصَرَفُوْا، وَقَالُوْا: لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي. (سير أعلام النبلاء للحافظ الذهبي - ج 17 / ص 477)
Abu Ishaq al-Hibal berkata: Abu Abdillah bin Nadzif salat di masjid Abdullah selama 70 tahun, ia bermadzhab Syafiiyah yang melakukan Qunut. Setelahnya ada seorang bermadzhab Maliki yang menjadi imam salat dan orang-orang datang seperti biasanya, namun ia tidak Qunut, maka mereka meninggalkannya dan pergi. Mereka berkata: “Salatnya tidak bagus” (Siyar A’lam an-Nubala’, adz-Dzahabi, 17/477)
Dulu, Buya Hamka dan KH Wahhab Hasbullah tidak berdebat soal Qunut karena sama-sama tahu dalilnya. Sekarang Santri NU dan Muhammadiyah juga tidak berdebat karena subuhnya sama-sama kesiangan.
• Terimakasih PCNU Kota Pontianak Utara, H Ahmad Faruki , teman-teman alumni Raudlatul Ulum Malang dan semua yang hadir dalam penguatan keAswajaan di Pontianak. Jazakumullah khoiron katsiron.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin
5 Maret 2022 pada 07.33 ·