Ikut Mazhab Syafi'i atau Nashiruddin Al Albani?
Tidak ada kewajiban bagi seorang muslim untuk bermazhab dengan satu mazhab tertentu. Dan tidak ada larangan untuk bermazhab dengan satu mazhab tertentu. Setiap muslim bebas memilih untuk ikut mazhab manapun. Jika ada yang mewajibkan atau melarang, dia mesti mengemukakan dalil.
Setiap muslim boleh bermazhab Syafi'i. Sebagaimana boleh juga bermazhab Hanafi dan bermazhab yang lainnya yang diakui sepanjang sejarah Islam. Namun sepanjang sejarah Islam tidak ada namanya mazhab Salafi. Maka jika seorang muslim bermazhab dengan mazhab Salafi dia sedang bermazhab dengan mazhab tidak bertuan. Silahkan dibuktikan siapa tuannya!
Kenapa masyarakat muslim bermazhab? Jawabannya, karena ketidakmampuan masing-masing mereka untuk menyimpulkan hukum syariat dari dalil-dalil syariat. Hanya sebagian kecil dari umat ini yang mampu. Mereka yang mampu dikenal dengan sebutan mujtahid. Dan orang yang tidak mampu lalu mengikuti orang yang mampu namanya muqallid. Ketidakmampuan untuk mengetahui sendiri memaksa mereka mengikuti hasil istinbath orang-orang yang mampu. Mengamalkan hukum-hukum syariat berdasarkan hasil istinbath terhadap dalil-dalil syariat oleh Mujtahid tertentu namanya bermazhab. Jika Mujtahid yang diikuti Imam Syafi'i maka disebut bermazhab Syafi'i.
Jika menyebut diri bermazhab Salafi, mereka mengikut siapa?
Seorang muslim apakah boleh beramal terus menerus dengan satu mazhab tertentu sepanjang hidupnya? Tentu saja boleh! Apakah itu disebut dengan fanatik? Tentu saja tidak. Karena mereka tidak sedang menafikan mazhab yang lain. Tapi mereka sedang menjalani kodratnya yang hanya bisa mengikuti satu mazhab tertentu, sebab hanya mazhab tertentu yang ada ulamanya, majelis pengajiannya, kitab referensinya, dan sanad ilmunya di tempat mereka hidup. Jika dibantah, bukannya ada juga pemahaman salafi? Emang salafi mazhab? Sejak kapan? Siapa yang mengakui salafi sebagai mazhab?
Fanatik menurut KBBI: "teramat kuat kepercayaan (keyakinan) terhadap ajaran (politik, agama, dan sebagainya)."
Fanatik dengan makna ini yang berbahaya, karena orang yang fanatik hanya meyakini keyakinan dia saja yang benar. Dan keyakinan yang lain pasti salah. Karakter seperti ini yang dimiliki oleh orang-orang yang menyebut diri mereka dengan Salafi. Sayangnya mereka tidak jujur. Dan justru melemparkan tuduhan kepada orang lain. Di lapangan, mereka yang menyebut diri dengan salafi sebenarnya sedang fanatik buta kepada orang-orang yang mereka ikuti, tapi merasa fanatik dengan dalil.
Seorang muslim apakah harus beramal berdasarkan dalil? Jawabannya, Iya. Beramal dengan dalil ini bisa beramal dengan dalil secara langsung dan bisa beramal secara tidak langsung. Beramal berdasarkan dalil secara langsung hanya bisa dilakukan oleh Mujtahid. Selain mujtahid, tidak bisa. Mereka tidak ada solusi selain beramal berdasarkan dalil secara tidak langsung, yaitu dengan mengikut mujtahid.
Apakah setiap muslim mesti beramal berdasarkan dalil sahih atau dalil paling sahih dibanding dalil-dalil sahih lainnya atau mengikuti dalil yang sahih dibanding pendapat mazhab? Jawabannya, iya, harus beramal dengan dalil yang sahih atau dalil paling sahih. Tetapi muslim yang awam dengan apa mengetahui dalil? Dengan apa dia mengetahui dalil sahih atau tidak sahih? Dengan apa dia mengetahui dalil paling sahih diantara beberapa dalil-dalil sahih? Jangankan orang awam, ulama saja sedikit yang mujtahid. Solusinya yang paling mudah, ikut mazhab tertentu yang sudah teruji dari masa ke masa. Mazhab-mazhab yang diikuti umat Islam sampai hari ini jelas sumber hukumnya, jelas kaidah-kaidah dalam memahami dalilnya, jelas metode dalam menyimpulkan hukumnya, jelas siapa imamnya, jelas kitab rujukannya, dan jelas sanadnya. Dalil-dalil mereka telah teruji kesahihannya. Sudah melalui proses seleksi yang ketat secara ilmiah. Lebih hebatnya lagi, pendapat-pendapat mazhab tidak kontradiksi satu dengan yang lainnya, seperti pendapat-pendapat Nashiruddin Al Albani yang banyak kontradiksi dengan pendapatnya sendiri.
Cara beragama yang cerdas itu mengikut Mazhab Syafi'i atau mengikut Syaikh Al Albani?
Di antara guru Imam Syafii yang paling masyhur (terkenal) adalah Imam Malik, Imam Sufyan bin Uyainah, dan Imam Muslim bin Khalid Az-Zanji. Adapun guru beliau yang bernama Imam Malik, merupakan murid dari Rabiah bin Abi Abdirrahman yang merupakan murid dari sahabat Anas bin Malik.
Imam Malik juga merupakan murid dari Nafi’ maula Ibnu Umar. Kedua sahabat Nabi tersebut belajar langsung dari Rasulullah SAW. Sedangkan guru beliau yang bernama Imam Sufyan bin Uyainah adalah murid dari Amr bin Dinar dan Amr bin Dinar murid dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar murid dari Rasulullah SAW.
Guru beliau yang bernama Muslim bin Khalid Az-Zanji adalah murid dari Ibnu Juraij yang merupakan murid dari Atho’ bin Abi Rabah yang merupakan murid dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas juga mengambil ilmu dari Umar bin Khattab dan Zaid bin Tsabit. Sehingga secara sanad, seluruh guru Imam Syafii mengambil ilmu langsung bersumber kepada Rasulullah SAW.
Nashiruddin Al Albani berguru dengan siapa?
Sumber FB : Sahabat Aswaja Riau
1 Januari 2022 pada 12.19 ·