KIAT DARI ISTRI SHALIHAH SAAT SUAMI SEDANG MARAH
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Seorang wanita bijak diwawancarai oleh seorang presenter dalam sebuah acara tentang rahasia kebahagiaan hidupnya yang seakan tak pernah putus.
Apakah hal itu karena ia pintar memasak ? Atau karena ia cantik ? Atau karena pendidikan yang tinggi, ataukah karena apa?
Wanita itu menjawab : "Sesungguhnya rahasia kabahagiaan suami-istri itu ada di tangan sang istri. Tentunya karena taufik dari Allah. Seorang istri bisa menjadikan rumahnya laksana surga, atau sebaliknya menjadikannya bak neraka.
Kebahagiaan rumah tangga bukan dari banyaknya harta. Atau pintarnya ia memasak, atau karena kecantikannya, juga bukan karena pendidikannya yang tinggi. Sebab betapa banyak istri yang memiliki itu semua pada akhirnya ditinggalkan oleh suaminya."
Sang presenter dan kembali bertanya: "Kalau begitu, lalu apa rahasianya ?"
Ia menjawab : "Saat suamiku marah meledak-ledak, maka segera aku diam dengan rasa hormat padanya. Aku tundukkan kepalaku dengan penuh rasa maaf. Namun, janganlah anda diam yang disertai pandangan mengejek, sebab seorang lelaki sangat cerdas untuk memahami itu."
"Kenapa Anda tidak pergi ke kamar saja ?" Presenter itu bertanya.
Ia kembali melanjutkan : "Jangan lakukan itu. Sebab suami anda akan menyangka bahwa anda lari dan tak sudi mendengarkannya. Anda hanya perlu diam dan menerima ucapannya hingga ia tenang.
Setelah ia tenang, aku katakan padanya : Apakah sudah selesai sayang ?
Setelah ia diam, barulah aku keluar. Sebab ia pasti lelah dan butuh istirahat setelah melepaskan amarahnya.
Aku lalu keluar dan melanjutkan kembali pekerjaan rumahku."
Presenter kembali melanjutkan pertanyaannya : "Apa yang Anda lakukan ? Apakah Anda menghindar darinya dan tidak berbicara dengannya selama sepekan atau lebih ?"
Wanita bijak itu menjawab : "Jangan lakukan itu. Itu kebiasaan buruk yang bisa menjadi bumerang buat anda. Kalau anda menghindar darinya selama sepekan, sementara ia ingin meminta maaf kepada anda, maka itu bisa membuatnya kembali marah. Bahkan mungkin lebih parah dibandingkan sebelumnya.
Selang dua jam atau lebih, aku bawakan untuknya segelas minuman, lalu aku berkata kepadanya: 'Silakan diminum sayang.'
Aku tahu ia pasti membutuhkan minuman untuk membuatnya senang dan tenang. Aku berbicara dengannya seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya.
Dan setelahnya pasti suamiku justru akan meminta maaf padaku dan ia pun berkata dengan suara yang lembut dan penuh penyesalan."
Presenter itu menukas : "Anda menerima dan percaya begitu saja ?"
Wanita itu menjawab tegas : "Ya, tentu saja. Sebab aku percaya dengan diriku dan tahu siapa suamiku dan akupun bukan orang bodoh. Apakah anda ingin aku mempercayai omelannya saat ia marah namun tidak mempercayainya saat ia sudah tenang ?"
Dengan penuh kekaguman presenter itu memotong : "Lalu bagaimana dengan harga diri anda ?"
Wanita itu menjawab : "Harga diriku ada pada ridha suamiku dan pada tenteramnya hubungan rumah tangga kami. Dan ketahuilah ! Sejatinya di antara suami istri sudah tak ada lagi yang namanya harga diri. Harga diri yang mana lagi ? Sedangkan di hadapan suami, anda telah melepaskan seluruh pakaian anda !"
📜Syabakah al Arabiyah.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq