Ikuti Mayoritas Ulama
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam mengikuti metode mayoritas ulama dalam memahami ajaran islam, maka tidak akan terjadi saling membidahkan.
Karena mereka berjalan di atas pokok yang sama dengan pemahaman yang sama, bahwa yang pokok diletakkan diposisi pokok dan yang cabang diletakkan diposisi cabang, maka tidak akan terjadi saling timbang tindih.
Karena jika tidak mampu meletakkan yang pokok dan cabang secara proporsional maka tidak akan mendapatkan pemahaman yang baik terhadap ajaran islam.
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam mengikuti metode mayoritas ulama dalam memahami ajaran islam maka tidak akan terjadi saling klaim kebenaran.
Karena mereka mengambil ajaran islam dari sumber yang sama, maka mustahil mereka merasa paling benar, tetapi disebabkan tidak mengikuti metode mayoritas ulama, sehingga mereka keluar dari pemahaman yang benar yang telah digariskan oleh mayoritas ulama.
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam mengikuti metode mayoritas ulama dalam memahami ajaran islam, maka tidak akan terjadi saling menyalahkan.
Karena ajarannya sama dan mustahil melahirkan perselisihan antar umat islam, kecuali yang mengambil jalan diluar jalan mayoritas, maka akan terjadi tabrakan besar dengan yang mayoritas.
Jangankan dengan yang mayoritas, dengan sesama mereka akan terjadi tabrakan, karena setiap individu akan menciptakan jalannya sendiri.
Sebab mereka meniru dan mencontoh kepada apa yang diajarkan oleh gurunya dalam menyikapi perbedaan.
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam mengikuti metode mayoritas ulama dalam memahami ajaran islam, maka mereka tidak akan saling menyesatkan.
Karena ajaran islam merupakan ajaran saling menjaga dan menyelamatkan, dan nabi diutus untuk menyelamatkan umat manusia yang sesat.
Jika ada kelompok yang suka menyesatkan umat nabi muhammad, maka pada hakikatnya mereka telah keluar dari ajaran pokok nabi muhammad, karena tugas utama nabi untuk menyelamatkan umat manusia dari kesesatan.
Dan mereka tidak layak dimasukkan ke dalam barisan umat islam, karena mereka telah mengambil peran dan tugas iblis.
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam memahami ajaran islam mengikuti metode mayoritas ulama, maka mereka akan saling menguatkan bukan saling menjatuhkan.
Karena umat islam itu bersaudara, hak dan kewajiban sebagai seorang muslim harus ditegakkan, ini baru bisa ditegakkan jika memahami ajaran islam mengikuti metode mayoritas ulama, yang jauh dari sifat fanatik kelompok.
Dan jauh dari doktrin pembenaran terhadap kelompok sendiri, dan mengganggap yang lainnya salah, sesat, ahli bidah, penyembah kubur, syirik dan syiah.
Seandainya setiap kelompok dalam barisan umat islam dalam memahami ajaran islam mengikuti metode mayoritas ulama, maka akan menjadikan organisasi, partai, dan yayasan hanya sebagai wadah dan sarana untuk memperjuangkan islam.
Bukan sebagai alat penyekat dan mengkotak kotakkan umat islam, serta mengklaim kelompoknya yang paling benar sendiri.
Karena sudah benar pun kita menjalankan islam dengan baik, tidak ada titah langsung dari Allah menyebutkan nama kita, bahwa telah dijamin masuk surga, yang ada jika engkau mengucapkan dua kalimat syahadat, maka engkau dijamin masuk surga.
Tetapi perlu diingat, bahwa tidak ada jaminan engkau dijauhkan dari api neraka, maka bisa jadi, engkau singgah dulu di neraka, kemudian baru dimasukkan ke dalam surga.
Oleh sebab itu, jangan sombong dengan kelompok dan amal ibadahmu.
Mayoritas ulama sampai hari ini, mereka yang mengikuti salah satu empat mazhab dalam fiqih ; Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali, dan mengikuti akidah Asyari dan Al Maturidi, serta bertasawufkan Abu junaid dan Al Ghazali.
Dalu - dalu, Selasa 5 Juli 2022
Yuk Umroh, yang minat hubungi kami.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
6 Juli 2022 pukul 08.02 ·