Geger Idul Adha Ini Menunjukkan Pentingnya Fikih Khilaf Bagi Masyarakat.
Masyarakat telah terbiasa menghadapi perbedaan, tapi mereka jarang mendapatkan penjelasan yang komprehensif terkait perbedaan yang mereka hadapi. Sering kali penjelasan yang didapat hanya dari satu sudut pandang, itu pun kemudian dihiasi dengan klaim bahwa "inilah yang benar" dan selainnya adalah salah.
Perbedaan itu pun kemudian diperparah dengan isu sektarian dan politik hingga perbedaan fikih bisa panas seperti perbedaan pilihan politik. Padahal masyarakat seharusnya memahami bahwa perbedaan pendapat dalam hal fikih adalah hal yang wajar karena masing-masing memiliki landasan ijtihadnya.
Inilah sebenarnya tujuan dari pembelajaran perbandingan mazhab, bukan untuk sekedar tahu A berkata ini dan B berkata itu, tapi lebih jauh lagi agar bisa memahami kenapa A bisa berkata ini dan B bisa berkata itu lalu menemukan titik penyebab perbedaannya agar dapat menjelaskannya dengan lebih sederhana. Pembelajaran perbandingan mazhab bukan bertujuan untuk memilih mana yang paling unggul dari yang ada, karena setiap pilihan adalah unggul menurut pihak yang memilihnya.
Dalam banyak kesempatan sering saya menjelaskan titik perbedaan pendapat dalam banyak permasalahan, baik dalam pembelajaran di kelas, pengajian rutin, dalam khutbah jum'at, bahkan (rencananya) dalam khutbah 'id (besok). Memang detail dalil-dalil, proses istidlal hingga kaidah fiqh dan ushul fiqh yang disebutkan itu bisa jadi akan dilupakan oleh orang, tapi minimal mereka memahami bahwa perbedaan ini muncul karena ilmu dan bahwa perbedaan pendapat ini adalah hal yang wajar.
Semoga di kemudian hari semakin bermunculan da'i-da'i yang bisa membawakan kedamaian dan persatuan antar sesama muslim, apapun aliran dan ormasnya.
Sumber FB Ustadz : Fahmi Hasan Nugroho
9 Juli 2022 pada 22.17 ·