Akidah Salaf Tentang Kesucian Allah dan Klaim sebagian ulama yang terbukti tidak akurat.
Salah satu pokok akidah salafus shalih dinyatakan oleh Imam ath-Thahawi (227-321 H) sebagai berikut:
تَعَالَـى-يعني الله – عَنِ الْحُدُوْدِ وَاْلغَايَاتِ وَاْلأَرْكَانِ وَاْلأَعْضَاءِ وَاْلأَدَوَاتِ لَا تَحْوِيْهِ الْجِهَاتُ السِّتُّ كَسَائِرِ اْلمُبْتَدَعَاتِ
“Maha suci Allah dari batas-batas fisikal, akhiran, sisi-sisi tubuh, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh enam arah (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang) tidak seperti seluruh makhluk”.
Dengan kata lain, dalam akidah salaf Allah itu bukan jisim dan Allah itu tidak berada dalam arah. Dari kutipan pendek ini kita tahu bahwa pernyataan sebagian ulama belakangan yang berbeda dengan ini adalah tidak akurat. Syaikh Ibnu Taymiyah misalnya, dalam beberapa karyanya dia menyebut bahwa salaf tidak menafikan jismiyah dari Allah, jelas klaim itu tidak sesuai dengan bukti akidah yang ditulis oleh Imam Thahawi itu. Demikian juga Imam al-Qurthubi dalam satu paragraf di tafsirnya beliau menulis bahwa salaf tidak menafikan arah bagi Allah (meskipun beliau sendiri menafikannya), pernyataan itu juga terbukti tidak akurat sebab Imam Thahawi jelas menafikan semua arah dari Allah.
Perlu diketahui, Imam Thahawi adalah salah satu ulama salafus shalih yang menjadi rujukan dalam hal akidah. Beliau menyatakan dengan jelas dan tegas menulis bahwa yang beliau tulis adalah akidah Imam Abu Hanifah beserta murid-muridnya seperti Imam Abu Yusuf dan Imam Muhammad asy-Syaibani (guru imam Syafi'i).
Ini sekedar contoh bahwa klaim ulama yang ditulis di kitab-kitab mereka itu perlu dikroscek ulang. Jangan semuanya ditelan mentah-mentah, apalagi soal akidah. Dan, pentingnya punya guru yang hebat yang bisa memberi tahu hal semacam ini.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
16 Juli 2022 pada 17.53 ·