⭐TELADAN KETAWADHU'AN
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Al imam Sufyan bin Uyainah pada suatu hari pergi ke kota Makkah. Sesampainya di sana beliau dikerumuni oleh banyak orang termasuk beberapa ulama, maka beliaupun berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Aku khawatir Allah akan menyia-nyiakan umat ini, karena orang sepertiku masih dibutuhkan.”
*
Al imam Bakar bin Abdullah al-Muzani apabila melihat orang yang lebih tua, ia berkata, “Ia lebih baik daripada aku, Ia telah beribadah kepada Allah sebelum aku.” Dan apabila ia melihat yang lebih muda, ia berkata, “Ia lebih baik daripada aku. Aku telah berbuat dosa lebih banyak daripada dia.”
*
Yazid bin Abdul Malik bin Marwan (putra mahkota saat ayahnya Malik Bin Marwan menjadi khalifah) pernah mendatangi imam Makhul yang tengah bersama murid-muridnya.
Ketika murid-murid Makhul melihatnya, mereka menyingkir untuk memberinya tempat, tetapi Makhul berkata, “Tetaplah kalian di tempat kalian, biarkan ia duduk di mana ia menemukan tempat, supaya ia bisa belajar ketawadhu'an.”
*
Yahya bin Ma’in berkata, “Aku tidak pernah melihat orang seperti Ahmad bin Hambal. Kami berteman dengan selama 50 tahun dan ia sama sekali tidak pernah membanggakan sesuatu pun pada kami dari keshalihan dan kebaikan yang ada pada dirinya.”
*
Muhammad bin Wasi’ pernah dipuji oleh teman-temannya karena sebuah perkara, lantas ia berkata, “Andaikan dosa itu mempunyai bau, niscaya kalian tidak sanggup dekat denganku karena busuknya bauku.”
*
وما تواضعَ أحدٌ للَّهِ إلَّا رفعَهُ اللَّهُ
"Tidaklah seorang Tawadhu' karena Allah, kecuali Allah akan mengangkatnya." (Al Hadits)
©AST
═══ ❁✿❁ ═══
🔅Dapatkan tulisan lainnya di ⤵️https://t.me/subulana