ORANG ALIM HARUS BERANI PERLIHATKAN KEALIMANNYA
Gus Baha pernah berpesan kepada para santri dan orang-orang alim agar berani memperlihatkan keilmuannya kepada masyarakat.
"Saya bolak-balik bicara, kalau ada orang mengaku alim, (jangan kok malah) dikira sombong. Padahal dokter spesialis gigi tidak sombong, spesialis jantung tidak sombong. Padahal tanpa ditulis kan tidak tahu.
Jadi jelas. Ini orang mau mencari dokter kandungan, gampang. Cari bar, gampang. Cari club, gampang. Ini mau cari ahli fikih susah karena tidak ditulis. Makanya, harus diumumkan.
Dulu orang zina malu, orang maksiat malu. Sekarang maksiatnya terlihat, amal shaleh dirahasiakan. Akhirnya, dunia nampak penuh maksiat.
Coba kalau alumni pondok mengumumkan: saya hafidh Qur'an. Saya hafidh 2 juz kalau setoran Juz Amma saya bisa. Saya ngaji Taqrib, khatam 2 kali. Saya pernah ngaji Fathul Wahab. Sehingga orang nanti akan tahu, orang pun bisa konsultasi.
Tidak niat sombong. Tapi, mempermudah orang yang ingin mengambil manfaat.
Saya minta, sekarang zamannya cara pandang berubah. Kamu harus memperlihatkan taatmu, karena mereka sudah memperlihatkan kemaksiatan mereka.
Kalau ada orang mau ngaji, terus tidak ada yang mengaku alim. Kalau semua orang alim begitu, terus orang mau ngaji sama siapa?
Abul Hasan Asy-Syadzili pernah berfatwa ketika ditanya tentang hukum amal sirri (rahasia). Beliau menjawab tidak ada. Sebab, sekarang zamannya amal terkenal lebih baik dibanding amal yang dirahasiakan."
(Ceramah KH. Ahmad Bahauddin Nursalim di Tayu, Pati, Jawa Tengah)
Sumber FB Ustadz : Abu Ammar Al-Makki sedang memikirkan tentang makna hidup.
3 Juni 2022 pada 14.06 ·
Pamerlah kebaikan disaat orang bangga pamer keburukan dan kemaksiatan (Abdul Wahab Ahmad)