HAKIKAT KALIMAT ISTIRJA'
Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq
Ketika mensifati para penyabar, Allah ta'ala berfirman : "Yaitu orang-orang yang ketika tertimpa musibah, mereka berkata : 'sesungguhnya kami ini milik Allah dan hanya kepadaNya lah kami dikembalikan."
Kalimat istirja' apabila diucapkan dengan benar, bukan hanya oleh lisan, tapi juga diresapi dengan hati, maka ia akan memberikan efek yang mengunguatkan dan menenangkan mereka yang sedang tertimpa bencana atau musibah.
Para ulama menjelaskan, dalam lafadz istirja' ada dua hal penting yang tekandung di dalamnya. Pertama : Yakni mengakui bahwa semua yang ada di dunia ini, termasuk yang kita miliki, hakikatnya adalah milik Allah.
Karena sesungguhnya yang membuat hati pilu tersayat, jiwa terpukul lalu terpuruk, adalah perasaan memiliki yang terlalu kuat.
Analogi sederhana, ketika ada orang yang memarkir super car di depan rumah kita, lalu kemudian mobil itu tiba-tiba hilang dicuri. Kita mungkin akan ikut kaget dan turut prihatin.
Tapi apakah sampai ikut bersedih ? Tentu tidak. Kenapa ? Karena kita tidak merasa memiliki mobil tersebut. Ia milik orang, yang kebetulan saja dititipkan sejenak di halaman rumah kita.
Demikianlah. Kesadaran akan hakikat bahwa semua hanyalah titipan Allah, akan membuat seorang muslim menjadi pribadi yang terkendali dan lebih bisa tenang saat berpisah dengan pihak yang ia cintai dan jenis musibah lainnya.
Yang kedua : Meyakini bahwa apapun yang hilang dan terenggut dari kehidupan kita, hakikatnya tidaklah hilang, tapi kembali dan tersimpan di sisi Allah.
Ketika kita tahu, bahwa harta yang lenyap tidaklah benar-benar hilang, tapi tersimpan rapi di sisi Allah, kita akan tenang. Karena kelak kita juga akan kembali kepada Allah, dan harta itu akan kita miliki dan kita nikmati lagi, bahkan dalam jumlah yang jauh lebih berlimpah.
Kita juga akan lebih tabah, ketika tahu bahwa sosok yang kita cintai pergi meninggalkan dunia ini, ia tidaklah menghilang selamanya. Namun ia pergi sekedar untuk menghadap Rabbnya.
Karena kita yakin, suatu saat cepat atau lambat kitapun akan menuju ke sana. Berjumpa lagi dengan mereka, kembali berkumpul seperti sedia kala, bahkan dalam keadaan yang jauh lebih baik dari saat ketika masih ada di dunia.
Semoga saudara-saudara kita yang saat ini sedang tertimpa musibah, diberikan ketabahan, bisa tawakal dan diganjar dengan pahala sabar. Amin.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
22 Januari 2022 pada 15.01 ·