Mengupas Sejarah Arab Saudi Negara Wahabi, Dari Dinasti Habaib Pindah Ke Dinasti Saud

Mengupas Sejarah Arab Saudi Negara Wahabi, Dari Dinasti Habaib Pindah Ke Dinasti Saud

𝗠𝗘𝗡𝗚𝗨𝗣𝗔𝗦 𝗦𝗘𝗝𝗔𝗥𝗔𝗛 𝗔𝗥𝗔𝗕 𝗦𝗔𝗨𝗗𝗜 𝗡𝗘𝗚𝗔𝗥𝗔 𝗪𝗔𝗛𝗔𝗕𝗜 ;

𝗗𝗔𝗥𝗜 𝗗𝗜𝗡𝗔𝗦𝗧𝗜 𝗛𝗔𝗕𝗔𝗜𝗕 𝗣𝗜𝗡𝗗𝗔𝗛 𝗞𝗘 𝗗𝗜𝗡𝗔𝗦𝗧𝗜 𝗦𝗔𝗨𝗗

Ketahuilah bahwa sebelum negara Saudi Arabia (badwi najd wahabi) sekarang ini berdiri tegak, para Sultan Hijaz (Arab) adalah para Habaib / Syarif / Sayyid / keturunan Nabi Muhammad SAW. 

Berikut data-datanya, untuk lebih jelas urutan kekhalifahan tanah Hijaz :

 1. Muhammed Abu-Jafar Al-Thalab (The fox) (967–980). 

 2. Sharif Essa (980–994).    

 3. Sharif Abu Al-Futooh (994–1039). 

 4. Sharif Shukrul-Din (1039–1061).

 5. Abul-Hashim ibn Muhammed (1061–1094). 

 6. Ibn Abul-Hashim Al-Thalab (1094–1101). 

 7. Qatada ibn Idris al-Alawi al-Hasani (1201–1220). 

 8. Ibn Qatada Al-Hashimi (1220–1241). 

 9. Al-Hassan Abul-Saad (1241–1254). 

10. Muhammed abul-Nubaj (1254–1301). 

11. Rumaitha Abul-Rada (1301–1346). 

12. Aljan Abul-Sarjah (1346–1375). 

13. Al-Hassan II (1394–1425). 

14. Barakat I (1425–1455). 

15. Malik ul-Adil ibn Muhammed ibn Barakat (1455–1497).

16. Barakat II bin Muhammed (Barakat Efendi) (1497–1525).

17. Muhammed Abul-Nubaj bin Barakat (1525–1583).

18. Al-Hassan bin Muhammad Abul-Nubaj (1583–1601). 

19. Idris bin Al-Hassan (1601–1610).

20. Muhsin bin Hussein (1610–1628).

21. Ahmed bin Talib Al-Hasan (1628–1629). 

22. Mas'ud bin Idris (Mas'ut Efendi) (1629–1630). 

23. Abdullah bin Hassan (1630–1631).

24. Zeid bin Muhsin (1631–1666).

25. Sa'ad bin Zeid (1666–1667). 

26. Muhsin bin Ahmed (1667–1668).

27. Sa'ad bin Zeid (1668–1670). 

28. Homud bin Abdullah bin Al-Hasan (1670–1670). 

29. Sa'ad bin Zeid (1670–1671).

30. Barakat bin Muhammed (1672–1682).

31. Said bin Barakat (1682–1683). 

32. Ibrahim bin Muhammed (1683–1684). 

33. Ahmed bin Zeid (1684–1688).

34. Ahmed bin Ghalib (1688–1689). 

35. Muhsin bin Ahmed (1689–1691).

36. Said bin Sa'ad (1691–1693).

37. Sa'ad bin Zeid (1693–1694). 

38. Abdullah bin Hashim (1694–1694).

39. Sa'ad bin Zeid (1694–1702).

40. Said bin Sa'ad (1702–1704).

41. Abdulmuhsin bin Ahmad (1704–1704). 

42. Abdulkarim bin Muhammed (1704–1705). 

43. Said bin Sa'ad (1705–1705) 

44. Abdulkarim bin Muhammed (1705–1711). 

45. Said bin Sa'ad (1711–1717). 

46. Abdullah bin Said (1717–1718). 

47. Ali bin Said (1718–1718). 

48. Yahya bin Barakaat (1718–1719). 

49. Mubarak bin Ahmad (1719–1722). 

50. Barakaat bin Yahya (1722–1723). 

51. Mubarak bin Ahmad (1723–1724).

52. Abdullah bin Said (1724–1731). 

53. Muhammed bin Abdullah (1731–1732). 

54. Mas'ud bin Said (1732–1733).

55. Muhammed bin Abdullah (1733–1734).  56. Mas'ud bin Said (1734–1759).

57. Ja'far bin Said (1759–1760).

58. Musa’ed bin Said (1760–1770).

59. Ahmad bin Said (1770–1770).

60. Abdullah bin Hussein (1770–1773). 

61. Surour bin Musa’ed (1773–1788).

62. Abdulmuin bin Musa’ed (1788–1788). 

63. Ghalib Efendi bin Musa’ed (1788–1803). 

64. Yahya bin Surour (1803–1813).

65. Ghalib Efendi bin Musa’ed (1813–1827). 

66. Abdulmutalib bin Ghalib (1827–1827).

67. Muhammed bin Abdulmuin (1827–1851). 

68. Abdulmutalib bin Ghalib (1851–1856). 

69. Muhammed bin Abdulmuin (1856–1858). 

70. Abdullah Kamil Pasha (1858–1877).

71. Hussein bin Muhammed (1877–1880).

72. Abdulmutalib bin Ghalib (1880–1882).

73. Aun Al-Rafiq Pasha (1882–1905).

74. Ali Abdullah Pasha (1905–1908).

75. Hussein bin Ali Pasha (1908–1916). 

76. Ali Haidar Pasha (1916–1917).

77. King Hussein bin Ali (1917–1924). 

78. King Ali bin Hussein (1924–1925) 

*TERPUTUS*

King Ali bin Hussein dikhianati oleh Ibnu Saud dan Muhammad bin Abdul Wahab dari Najdi (pendiri faham Wahabi Salafi). Keduanya bekerjasama dengan British (Inggris) dalam upaya perebutan kekuasaan. 

Putra tertua Muhammad ibn Sa`ud, Abd al-Aziz ibn Sa`ud dinikahkan dengan putri al-Wahab. Muhammad ibn Abd al-Wahhab mulai menyebarkan ajarannya di masyarakat Dir`iyyah dan yang malas mengikuti pengajiannya disuruh membayar denda atau mencukur jenggot. Dinasti Sa`ud-Wahhabi pun terbentuk, demikian pula dinasti yang nanti menjadi penguasa Sa`udi Arabia (Allen, 2006: 52). . 

Peran seorang mata - mata Inggris, Hempher, terhadap Muhammad bin Abdul Wahab telah diberitakan pula dalam sebuah *kitab berjudul “Mir’at al-Haramain”, yang terbit kurang lebih 120 tahun yang lalu.* 

Dalam buku ini diberitakan bahwa pada 1125 H (1713 M), Muhammad bin Abdul Wahab bertemu Hempher di Basrah. Kemudian terjalinlah persahabatan di antara keduanya. Peran Hempher sangat besar dan vital dalam gerakan Muhammad bin Abdul Wahab pendiri faham Wahabi tersebut. Dan seterusnya. 

[Ayyub Sabri Pasya, Mir’at al-Haramain, Istanbul, terbit tahun 1888 M] . 

Kemenangan Ibn Saud dan Muhammad bin Abdul Wahab di jazirah Arab ini, membuat Kesultanan Ottoman Turki berubah menjadi dinasti Saud, dengan mengganti syariat islam dengan doktrin ajaran Wahabi yang tidak pernah di jalankan pada masa kesultanan Turki Usmani yang sah dan mengubah wilayah hijaz menjadi nama SAUDI ARABIA, di ambil dari nama Ibnu Saud.  

*BERDIRILAH negara wahhabi pertama (1745-1818)*

Namun gagal karna banyak pembela kesultanan yang sah memberontak. 

Baru kemudian negara wahabi (Saudi) tahap ke kedua (1824-1891) berdiri berkat bantuan Inggris dan beberapa kelompok yahudi hingga sekarang. Dengan banyak sekali penghancuran peradaban islam oleh wahabi salafi, yang menuai protes luas di seluruh penjuru dunia. 

Terputusnya kesultanan Turki Usmani yang sah ini, otomatis wilayah Hijaz jatuh ketangan dinasti Ibnu Saud.

Dan sebuah fakta nyata, sejak paham wahabi salafi yang menjadi mascot trah dinasti Saud, sebagai imbal jasa Muhammad bin Abdul Wahab yang membantunya merebut kekuasaan.. Sampai pada saat ini.. Wahabi salafi tidak pernah bisa menjadi nomor satu di dunia, karena jelas ajaran yang di bawa sama sekali tidak sesuai ijma' ulama kebanyakan bahkan bertolak belakang dengan seluruh kesultanan hijaz sebelumnya (Turki Usmani), yang menganut paham sunni / aswaja (aswadul adzom). 

 Suni / aswaja sebagai al jama`ah adalah perintah Rasulullah dan adalah kewajiban bagi umat islam mengikutinya.

Dan sebuah perintah Rasulullah adalah sunnah, dimana pengikutnya sudah jelas menjalankan salah satu sunnah dari sekian banyak sunnah - sunnah Rasulullah dan semua sultan hijaz dari keturuan Rasulullah adalah aswadul a'dzom /al jama`ah dan sama sekali tidak berpijak pada landasan wahabi salafi, dimana faham wahabi lebih mudah berkata bid`ah, syirik dan saling mengkafirkan sesama muslim (menyerang sesama Muslim dari dalam dengan alasan Pemurnian Islam).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: 

. “إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ” . “

*Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“.*

(HR. Tirmidzi: 2168). 

Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari rahimahullah yang menyatakan: “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa jama’ah adalah as-sawadul a’zham (mayoritas pemahaman kaum muslim)“ . 

Aswaja / Sunni adalah pengikut sanad. Artinya apa yang dipahami diambil dari sumber sumber ulama bersanad, berkesinambungan, saling terkait, pemahaman yang tidak terputus sampai kepada Rasulullah. 

*Pemurunian Islam itu sesungguhnya dengan sanad.*

Apa yang diperbuat Rasulullah juga dilakukan oleh para sahabat, diteruskan oleh tabi'in, dilanjutkan oleh tabi'ut tabi'in dan seterusnya, adalah mata rantai berurutan, yang tidak berubah hingga sampai kepada ulama Aswaja / Sunni sekarang ini. Itu yang disebut sanad, dimana pemahamannya tetap sebagaimana aslinya sekalipun itu urusan bid`ah, syirik dan perkara kafir. 

Bagi Aswaja /sunii tentu saja hal ini jauh lebih baik dalam memahami syariat ajaran islam karna tidak di kotori oleh pendapat pendapat, dalil - dalil akal perseorangan atau kelompok, melainkan seluruh sudut pandang ulama yang terkait sanad yang ilmunya adalah sebuah mata rantai besar yang pada akhirnya berujung pada sunnah - sunnah Rasulullah, yang dipahami dengan cara yang tidak keliru dan tetap original. 

Ini lah yang sebenarnya yang disebut Pemurnian Islam sesungguhnya, dan tentu berbeda dengan istilah "Pemurnian Islam" ala wahabi salafi yang sama sekali tidak punya sanad. 

Berkata Imam Syafi'i RA, “Orang yang belajar ilmu tanpa sanad guru bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” 

(Faidhul Qadir juz 1 hal 433). 

Berkata pula Imam Atsauri : 

“Sanad adalah senjata orang mukmin, maka bila kau tak punya senjata maka dengan apa kau akan berperang?”.

Berkata pula Imam Ibnul Mubarak : 

“Pelajar ilmu yang tak punya sanad bagaikan penaik atap namun tak punya tangganya".

*Sungguh telah Allah muliakan ummat ini dengan sanad* 

(Faidhul Qadir juz 1 hal 433). 

*Sedikit renungan: Apakah Anda hanya sebatas mengetahui beberapa ilmu pengetahuan tanpa bimbingan guru, cukup dengan modal baca buku atau cukup mengandalkan google, yahoo ??*

Dunia internet hanya tambahan, hanya seumpama ladang luas sebagai media pengetahuan secara umum. Namun dalam banyak hal secara realita nyata, maka seorang pembimbing dan ahli agama bersanad yang duduk dihadapan kita itu lebih baik dan lebih jelas dalam memahami syariat islam.

Maka kaum sunni /aswaja menekankan anak - anaknya masuk pondok pesantren dan ditambah pendidikan formal di universitas yang jelas, sebagaimana petunjuk gurunya pondoknya agar tidak salah memilih universitas mana yang pantas dan relevan, sebagaimana ajaran islam di pondokan. Sinkron. 

ini pentingnya sanad ilmu yang jelas. 

Mari kita sama - sama mengkaji diri, jadikan akal untuk mengendalikan hawa nafsu. Bukan nafsu yang mengendalikan akal sehat. Dan adalah suatu kewajiban bagi umat muslim untuk saling mengingatkan. Dan jangan berfikir dangkal jika di ingatkan justru dianggap mencari kesalahan, membuat permusuhan. Atau bahkan dikatakan memecah umat.

Yang haq adalah haq dan yang bathil tetaplah bathil, apapun alasannya. 

Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita semua dalam memahami ajaran islam yang benar dan di ridho'i Allah dan Rasulullah. 

Dan silahkan jika anda mau mencaci maki penulis. 

Dan jawaban penulis sederhana saja. 

Allah itu tidak pernah lalai akan perbuatan hambaNya kala terang dan kala tersembunyi. Baik dunia maya dan dunia nyata, baik yang terlihat oleh orang lain atau tidak. Baik yang samar atau jelas.

Semua akan ada balasannya. Semua dicatat secara lengkap yang kelak akan diterima apakah catatan itu ditangan kiri atau ditangan kanan.. 

اللَّـﮬـُمَّ صـَلِِّ ؏َـلٰے سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ؏َـلٰے اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

Semoga berkah Rasululloh ﷺ, berkah bacaan Sholawat, Berkah para Waliyullah, Berkah orang2 Sholih, semoga kita semua di beri sehat lahir batin, panjang umur barokah umur, tambah ilmu barokah ilmu, banyak rejeki barokah rejeki, bahagia dan selamat dunia akhirat, Khusnul khotimah mati iman sempurna, masuk syurga bighoiri hisab mendapat SYAFAAT dari RASULULLAH ﷺ

AAMIIN...... YA ALLAH......

Mari kita selalu ISTIQOMAH memperbanyak SHOLAWAT 1.000 kali lebih setiap harinya, lebih2 di malam / hari Jum'at.

اَللّٰـــــــــهُمَّ صَلِّ عَلٰے سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰے أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فِے الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ وَفِےالْمَلٓاءِ الْأَعْلَے إِلَے يَوْمِ الدِّيْنِ

Sumber FB : Sahabat Aswaja Riau
30 Desember 2021
©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Mengupas Sejarah Arab Saudi Negara Wahabi, Dari Dinasti Habaib Pindah Ke Dinasti Saud - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan Taufiq Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®